Senin, 29 Oktober 2012

Pandangan Terhadapat Perkembangan Bahasa Indonesai Pada Saat Ini

Mungkin bagi sebagian masyarat, pelajar, dan seoarang mahasiswa sekalipun akan beranggapan biasa saja jika berbicara tentang bahasa Indonesia, namun hal inilah yang harus dperhatikan karena pada era saat ini perubahan kegunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu sangat minim sekali digunakan dikalangan khusunya anak muda. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya menjelasakan sedikit tentang perkembangan bahasa Indonesia.
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang hal in mari kita lihat sejarah dari bahasa Indonesia terlebih dahulu. Sejarah mencatat bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu-Riau, salah satu bahasa daerah yang berada di suatu wilayah Sumatera. Bahasa Melayu-Riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada “Konggres Pemoeda”, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadibahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasaMelayu-Riau menjadi bahasa Indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih “bersifat politis” daripada “bersifat linguistis”.Namun, untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, parapemuda Indonesia pada saat itu “secara politis” menyebutkan bahasa Melayu-iau menjadi bahasa Indonesia. Nama bahasa Indonesialah yang dianggap bisa memancarkan inspirasi dan semangat nasionalisme, bukan nama bahasa Melayu yang berbau kedaerahan. Ikrar yang dikenal dengan nama “Soempah Pemoeda” ini butir ketiga berbunyi “Kami poetera-poeteri Indonesia, mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean, bahasa Indonesia” (Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia). sebagian besar masyarakat Indonesia, Bahasa Indonesia masih merupakan bahasa kedua setelah bahasa daerah (bahasa ibu). Termasuk juga bagi anak-anak Indonesia yang lahir dari perkawinan campur antar bangsa. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama kebanyakan kita temui pada keluarga yang terbentuk dari perkawinan antar etnis.
Namun saat ini perkembangan dan kegunaan bahasa indonesia itu sendiri sudah sangat jarang digunakan dalam melakukan percakapan sehari-hari, bahkan hal ini pun terjadi pada hampir setiap lembaga pendidikan dinegeri ini. Contohnya pada saat kegiatan belajar-mengajar masih banyak yang menggunakan intonasi, gaya bahasa dari masing-masing daerahnya, tentu keadaan seperti ini hanya diaggap sebelah mata namun dengan secara tidak langsung hal ini dapat berdampak buruk yang mengakibatkan pada kurangnya kegunaan bahasa indonesia yang benar dan jelas. Selain itu dengan semakin banyaknya masukan pengenalan kebudayaan external yang masuk kedalam negeri ini juga sangat memepengaruhi keberadaan dari bahasa indonesisa itu sendiri, apalagi banyak orang-orang saat ini yang lebih memilih memepelajari sastra-sastra asing ketimbang mendalami sastra yang kita sendiri dan yang lebih parah lagi mereka akan merasa malu apabila salah mengartikan suatu kebudayaan asing ketimbang kebuyaannya sendiri. Penulis pun merasa masih sangat belum benar dalam menemepatkan kegunaan bahasa indonesai dengan baik dan benar, oleh karena itu mari kita saling mengingatkan diri kita sendiri untuk mau menggunakan bahasa indonesia dalam kehiudpan sehari-hari.

Jumat, 26 Oktober 2012

Membuat Garis Horizontal, Vertikal dan Diagonal dengan openGL

Ini merupakan pertama kalinya saya mendapatkan tugas untuk membuat tulisan tentang pembuatan grafik sederhana seperti garis vertikal, horizontal,dan digonal dengan menggunakan opengl. Pada dasarnya opengl merupakan sebuah library portable jadi kita bebas untuk menggunakan bahasa pemrograman apa saja. Salah satu cara yang sudah umum digunakan adalah dengan membuat window-based OpenGL. Untuk dapat membuat konsep windowing pada OpenGL, kita memerlukan tool tertentu. Yang kita gunakan kali ini adalah GLUT (OpenGL Utility Toolkit). GLUT dipilih karena di dalamnya telah terdapat banyak fungsi yang dapat dipakai untuk pembuatan application window. Disamping itu, windowing pada GLUT juga bersifat independen terhadap sistem operasi, sehingga kita tidak perlu repot-repot untuk mengubah kode program jika diterapkan pada sistem operasi yang berbeda.Dalam pembuatan main program saya menggunakan bahasa pemrograman C dan menggunakan OS linux. Sebelum menulis program instal terlebih dahulu semua pustaka yang dibutuhkan.. Buka terminal kalian lalu ketik perintah dibawah ini :

root@bt:~# apt-get install freeglut3 freeglut3-dev libglew1.5 libglew1.5-dev libglu1-mesa libglu1-mesa-dev libgl1-mesa-glx libgl1-mesa-dev

Pertama kita akan membuat garis horizontal terlebih dahulu buka editor kesayanag kalian seperti gedit, vi, nano atau apalah terserah, ketik code program dibawah ini :


// Penggunaan Library GLUT //
#include <GL/glut.h>

// Function horozontal //
void garis(void) {
   
    // Memebersihakan layar sebeleum pembentukan grafik
    glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT);
    glBegin(GL_LINES);

    //<<Garis Horizontal>>//
    glVertex2f (0.9, -0.0);
    glVertex2f (-0.9, 0.0);
   
    glEnd();
    glFlush();
}

// Fungsi main utama sebagai pembetuk jendela form
int main(int argc, char **argv) {
    glutInit(&argc, argv);
    glutInitDisplayMode(GLUT_DEPTH | GLUT_SINGLE | GLUT_RGBA); // membuat nilai display secara default
    glutInitWindowPosition(500,500); // menentukan posisi window saat tampil pertama
    glutInitWindowSize(300,300); // menentukan size atau ukuran dari window
    glutCreateWindow(argv[0]);
    glutDisplayFunc(garis); // pemanggilan fungsi horizontal
    glutMainLoop();
}

setelah itu buka terminal untuk mengcompile, ketik perintah berikut :

root@bt:~# gcc -lglut nama_program.c -o nama_program

jalan kan program :

root@bt:~# ./nama_program


Hasil  program :


Untuk membut garis vertikal dan diagonal, ganti codingan pada pembentukan garis difunction garis.

Garis Vertikal :

//<<Garis Vertikal>>//
glVertex2f (0.0, -0.9);
glVertex2f (-0.0, 0.9);
/////////////////////////////////




Garis Diagonal :

//<<Garis Diagonal>>//
glVertex2f (-0.9, 0.9);
glVertex2f (-0.0, -0.0);
///////////////////////////////////